REMBANG — Geliat produksi perdana tebu Perhutani Mantingan dalam panen perdana memang belum memenuhi target yang ditentukan. Hal ini mengingat baru pertama kali Perhutani yang selama ini terbiasa dengan menanam kayu jati tapi tahun 2023 ini menanam tebu sesuai dengan anjuran dari pemerintah untuk stok gula dalam negeri. Senin, (9/10/2023).
Sejak Perhutani membuka lahan bisnis baru Agroforestri Tebu Mandiri (ATM) panen perdana belum bisa maksimal. Hal ini memang baru perdana memanen belum bisa menutup biaya pengolahan dan penggarapan lahan.
"Setelah panen kedua dan ketiga baru bisa mengambil keuntungan. Karena untuk biaya pengolahan sangat berkurang dan hanya tinggal biaya pemupukan,” ujar H. Ali pengusaha tebu rakyat.
Administrator KPH Mantingan lewat KSS Agroforestry, Kusnadi mengatakan bahwa panen perdana memang belum bisa menutup biaya pengolahan tanah sesuai dengan perencanaan yang sudah direncanakan.
"Namun kita yakin bahwa untuk panen yang berikutnya bisa menutup biaya yang telah dikeluarkan oleh pekerjaan permulaan penanaman ATM," kata KSS Agroforestry, Kusnadi.
Dari hasil pengalaman, lanjut KSS Agroforestry, Kusnadi, para pertani tebu rata-rata untuk panen tebu perdana belum bisa maksimal. Nanti baru penen berikutnya baru bisa mengambil keuntungan.
"Karena variabel biaya yang timbul pada penggarapan lahan sudah mulai berkurang. Sudah tidak perlu lagi biaya pembersihan lahan dan pengolahan tanah. Tinggal membakar serasah yang ada saja,” ujar Wito, salah satu penggarap lahan tebu ATM.
Kusnadi juga menyampaikan bahwa untuk rencana ATM KPH Mantingan 1.348.043.242 realisasi bersihnya 635.747.400 dengan prosentasenya mencapai 42,2%. Dengan rencana keluasan 37,21 hektar. Sedangkan untuk realisasinya kotor mencapai 894.755.600. atau dengan prosentase 66,4%.
Kegiatan ATM untuk tenaga muat angkot dilakukan oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang kerjasama dengan para kepala desa yang di wilayah lokasi ATM.l
"Jadi masalah tenaga angkutan kita serahkan kepada LMDH selaku pemangku wilayah hutan sekitar ATM," tandas Kusnadi.
Pada kesempatan itu, Ketua paguyuban LMDH, yang juga merupakan pengusaha tebu, Parlan mengapresiasi kepada Perhutani Mantingan yang membuka lahan tebu masih melibatkan LMDH.
"Kami berharap nantinya untuk tebu perhutani bisa menjadi penghasilan ataupun bisnis baru yang bisa menjadi primadona seperti bisnis Kayu jati,” ucap Parlan.
Yang lebih penting, lanjut Parlan, pemupukan tidak telat dan keterlibatan masyarakat sekitar akan sangat membantu masyarakat kawasan hutan dalam kerjasama dengan Perhutani.
"Kami hanya memberikan rambu-rambu untuk kerjasama dengan LMDH selaku mitranya bisa memberikan nilai tambah bagi masyarakat kawasan tepi hutan," imbuh Parlan.(Sigit/Humas/Redaksi)