REMBANG - Keamanan hutan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mantingan semakin kondusif dari tahun ketahun. hal tersebut disampaikan Administratur Perhutani ketika apel karyawan di halaman Kantor setempat. Senin (06/06/2022).
Wakil Administratur KPH Mantingan Dwi Anggoro Kasih mengatakan bahwa untuk pengamanan kawasan hutan dari bulan Januari sampai dengan sekarang hasilnya cukup baik dari segi kehilangan pohon.
"Pengamanan kawasan hutan hingga sekarang cukup baik dari segi kehilangan,” ungkap Anggoro di ruang kerjanya usai pelaksanaan apel karyawan.
Untuk Januari sampai dengan akhir Mei tahun 2022 kehilangan pohon mencapai 138 pohon dengan nilai kerugian mencapai 69,103 juta rupiah dengan presentasi, 50,36 %. Sedangkan untuk tahun - tahun 2021 dibulan yang sama kita kelhilangan 274 pohon nilai kerugiannya 144,629 juta rupiah, dengan prosentase 69,103 %.
Hal ini berkat kerja keras semua kita semua mulai dari Mandor Polter pejabat setingkat KRPH yang begitu mobil untuk patroli serta pasukan Polisi Hutan mobil yang selalu pereventif melakukan patroli dalam kawasan hutan yang dibantu oleh satuan sahara Polres Blora dan juga Sub Denpom Blora," jelas Wakil Administratur Anggoro.
Perlu diketahui, dalam beberapa waktu yang lalu dan dengan terbitnya SK nomor 287 dari KLHK banyak membuat temen – teman Perhutani dilapangan bekerja ekstra keras untuk tidak terpancing dan terprovokasi dengan oramng-orang yang coba memanfaatkan situasi seperti ini untuk masuk dalam pengelolaan kawasan hutan di KPH Mantingan.
"Kita memang akan kehilangan keluasan sekitar 4000 hektar, yang saat ini masih diperdebatkan di kalangan DPR RI dan para pemangku kepentingan untuk mrncari solusi yang sedang rame di kalangan tingkat bawah," kata Anggoro.
Wakil Administratur Anggoro menekankan selama Perhutani belum menerima batas –batas keluasan kawasan hutan yang masuk KHDPK.
"Kita tetap sebagai pengelola. ini yang harus di pegang oleh teman - teman dilapangan," tegas Wakil Administratur KPH Mantingan.
"Jangan lengah, jangan terprovokasi kita harus semakin kompak dan bersatu dalam menghadapi situasi sesulit apapun agar semua prahara yang ada bisa diselesaikan dengan kepala dingin dan tanpa menimbulkan sengketa antara perhutani dan Masyarakat sekitar kawasan hutan," tandas Wakil Administratur Anggoro. (Sigit/DNR/Red).
0 komentar:
Post a Comment