REMBANG - Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Mantingan mendukung kegiatan World Environment Day (WED) yang diselenggarakan oleh Universitas Diponegoro (Undip) Rembang di Hutan Wisata Mangrow Desa Pasar Banggi Kecamatan Rembang Kabuoaten Rembang. Sabtu (11/06/2022).
Kegiatan WED diawali dengan Penyerahan bibit mangrow dari Perhutani kepada panitia WED Undip. Dan penyerahan bibit mangrow dari pengelola Wisata Hutan mangrow, dilanjutkan dengan lomba lukis, mewarnai untuk anak Taman kanak-kanak serta lomba poster untuk adik-adik dari SMP dilokasi wisata hutan mangrow jembatan merah.
Kegiatan dihadiri oleh Waka Adm Mantingan Dwi Anggoro Kasih, Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan Bisnis (PPB) Kriswantoro serta pengelola wisata Mangrow Purwanto.
Waka Administratur Perhutani KPH Mantingan Dwi Anggoro Kasih menyampaikan apresiasi kepada adik-adik mahasiswa Undip yang begitu peduli pada lingkungan. Untuk saat ini kawasan hutan di Indonesia secara umum tingkat kerusakan hutan atau deforestasi tiap tahun mencapai 3,8 juta hektar," ungkap Anggoro.
Lebih lanjut Anggoro, dikhawatirkan bila sampai dengan 10 tahun mendatang kalau generasi muda dan tidak ada orang yang peduli pada lingkungan maka dunia akan mengalami krisis udara bersih.
"Karena banyak areal hutan sudah menjadi ladang pemukiman dan juga kotet, tambang serta galian C yang bertebaran dimana-mana. Ini yang harus kita selamatkan lingkungan alam dan hutan di Indoneasia," jelas Waka Adm.
Perwakilan dari Kampus Undip, Dosen Aji Yuda menyampaikan bahwa apa yang dilakukan adik-adik mahasiswa saat ini merupakan bentuk kepedulian lingkungan yang saat ini mengalami krisis.
"Walaupun sebetulnya ilmu yang kami dalami tidak berhubungan dengan apa yang kami lakukan pagi ini. Namun inilah wujud nyata bahwa kampus Undip tetap mempedulikan pentingnya lingkungan hutan di Indonesia ini, harus kita lestarikan," kata Dosen Undip Aji Yuda.
Sementara itu Kasi PPB Kriswantoro penyaji materi dalam pertemuan WED menyampaikan bahwa secara spesifik pengelolaan hutan di daratan dengan di bibir pantai hampir sama. Cuma yang membedakan itu jenis tanamannya dan perlakuannya saja.
"Secara umum untuk kawasan hutan yang dikelola Perhutani ada 3 bagian hutan Produksi,Hutan konservasi dan hutan lindung," ujar Kriswantoro.
Kalau hutan, lanjut Kriswantoro ditebang secara tidak beraturan maka akan berdampak buruk bagi lingkungan. Hilangnya keanekaragaman hayati, penyitaan hayati (biosekuestrasi) karbondioksida dari udara.
"Hilangnya habitat flora dan fauna tentu menjadi masalah untuk kehidupan dunia. Ini yang harus dipikirkan kita semua termasuk para pemerhati lingkungan maupun stake holder yang membidangi lingkungan hidup," ucap Kriswantoro sambil mengakhiri paparan.
Pada kesempatan itu, Pengelola hutan Wisata Mangrow pasar Banggi Purwanto juga memberikan Apresiasi kepada Perhutani dan Kampus Undip yang ada di Rembang yang telah mempunyai kepedulian yang tinggi kepada lingkungan seperti di kawasan hutan mangrow Jembatan merah ini.
"Karena pagi ini lautnya pasang maka untuk penanaman 200 batang dialihkan menjadi sore hari sambil menunggu lautnya surut,โ tandas Purwanto. (Sigit/DNR/Red).
0 komentar:
Post a Comment