REMBANG - Ngopi bareng Direktur Utama Perhutani di Cafe Selasar Perhutani Forest Institute (PEFI) Madiun Jawa Timur, Dirut janjikan untuk Bonus dan Tunjangan operasional akan dicairkan dalam Juli ini. Rabu, (13/07/2022).
Kegiatan ngopi bareng yang digagas Ary Riwayanto dan Paidjo dihadiri oleh anggota - anggota Forum Komonikasi Pegawai Perhutani (FKPP) dari Divisi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa barat dan dari Banten. Kehadiran Dirut Perhutani Wahyu Kuncoro didampingi Kepala Divisi SDM Yudha Suswardanto dan Sekretaris Perusahaan Asep membuat semaraknya ngopi bareng.
Dirut Perhutani Wahyu Kuncoro menyampaikan bahwa hari ini saya datang untuk teman-teman semua khususnya dari kalangan mandor staf kantor di KPH Maupun BKPH.
"Saya harap untuk ngopi pagi bareng ini dapat memberikan ide-ide segar di dalam kinerja di Perhutani," Ucap Wahyu Kuncoro sambil mengabsen yang hadir.
Dalam diskusi ringan ini Dirut tampak santai dan dan berbaur penuh dengan keakraban seolah tak ada jarak antara Direktur dan karyawan se-level mandor. Tentu ini sangat luar biasa dan jarang terjadi di era-kepemimpinan Perhutani sebelumnya.
Materi diskusi dibagi dalam 3 sesi yang meliputi Isu-isu tentang Perhutani dan KHDPK, tentang kinerja dan pekerjaan rutin di Perhutani, mulai dari uang kerja sampai dengan pekerjaan pemasaran dan efektivitas penyaluran uang kerja, sadapan dan keamanan serta kegiatan di Kantor Pusat terkait pekerjaan.
Lebih lanjut Kuncoro, menjelaskan bahwa sebagai BUMN, Perhutani sudah sepatutnya untuk mendukung program negara sebagai pemilik modal dan kawasan hutan yang dikelola. Tugas pokok BUMN adalah untuk mensukseskan program pemerintah serta mensejahterakan karyawannya.
"Dan perlu diingat kita hanya sebagai Pengelola kawasan hutan bukan sebagai pemilik," jelas Dirut Perhutani Wahyu Kuncoro.
Wahyu Kuncoro menandaskan bahwa Perhutani tidak akan memberhentikan karyawan ataupun PHK besar - besaran dengan adanya program Kelestarian Hutan Dengan Perlakuan Khusus (KHDPK) seluas 1,2 hektar yang akan dikelola Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
"Tetapi bagaimana kita akan berusaha mencari terobosan lain agar perusahaan kita tetap survive dan dapat mensejahterakan karyawan yang jumlahnya sekitar 16 ribu orang,” ungkap Dirut Perhutani Wahyu Kuncoro.
Dari rumusan copy pagi didapat berbagai persoalan yang majemuk mulai dari penanaman, persemaian, rekrutmen tenaga dari berbagai Sarjana serta kurangnya tenaga lapangan dan tidak berimbangnya antara mandor dilapangan dan pejabat di masing-masing KPH dan bermacam persoalan menjadi cacatan dirut sebagai landasan dalam menentukan kebijakan pengelolaan hutan dengan adanya kawasan hutan dengan pengelolaan khusus (KHDPK).
Berbagai persoalan yang sudah dimunculkan ujung – ujungnya minta penjelasan tentang kapan bonus perusahaan dan juga tunjangan operasional (Tun Op) turun. Salah satu peserta ada yang nyeletuk Kapan pak Bonus dan Tun Op cair ? Dirut secara gamblang langsung memberikan jawaban.
"Kami sudah menghitung dan dalam bulan juli ini atau minggu - minggu ini kita cairkan," tandas Dirut Perhutani Wahyu Kuncoro.
Sontak yang ikut copy pagi langsung tepuk tangan secara riuh dan dengan siulan siulan panjang.
"Ini yang kita tunggu - tunggu," kata Paidjo sambil tersenyum.
Pada copy pagi itu, yang didapat Dirut cukup banyak. Namun karena terbatasnya waktu untuk usulan yang belum sempat dilontarkan dihimpun oleh Paidjo dan Ary Riwayanto untuk selanjutnya diserahkan kepada Dirut Perhutani.
Dirut juga berjanji akan melakukan pertemuan lagi lewat zoom meeting bersama teman - teman grasroot dan juga bagi karyawan didaerah pingin lihat kantornya di Jakarta akan divasilitasi atas permintaan dari Sugito yang juga diamini peserta copy pagi lainnya. Kagiatan diakhiri dengan sesi foto bersama di cafe itu. (Sigit/DNR/Red).
0 komentar:
Post a Comment