REMBANG - Perhutani melakukan sosialisasi
penggunaan buku obor bagi para mandor yang bekerja di kawasan hutan. Untuk
memberikan apa kegunaan buku obor, Bidang Perencanaan Hutan KPH Mantingan
melakukan sosialisasi Buku obor bagi KRPH yang
diselenggarakan di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Demaan. Selasa (09/11/2021).
Hadir dalam kegiatan
Sosialisasi Wakil Administratur Dwi Anggoro Kasih, Kasi PBB Kriswantoro,Asper Demaan
Rusmanto,Medang,Kebon,Ngiri Sudo,Kalinanas serta 21 KRPH di wilayah KPH
Mantingan.
Wakil
Administratur KPH Mantingan Dwi Anggoro Kasih menekankan pentingnya para mandor
Polter untk tahu isinya buku obor. karena buku obor merupakan catatan kerja
seorang polter di dalam kawasan hutan.
"Semua yang tercatat
akan menjadi sebuah ringkasan yang bersangkutan benar benar melakukan
perjalanan dan pengamanan dalam kawasan hutan di wilayahnya," ujar Anggoro.
Secara
detail, Kepala Sub Seksi
Perencanaan Edy Pramono menjelaskan bahwa buku obor ini merupakan catatan atau
dokumen yang digunakan untuk merekam potensi sumbar daya alam dan hutan secara
cermat, yang diikuti dengan pengamatan pengajuan maupun perubahan yang terjadi
selama jangka dalam Rencana Pengelolaan Kelestarian Hutan (RPKH).
"Untuk RPKH jangka 2020
-2030 isinya mencakup tentang sumber daya hutan yang meliputi Pengelolaan
hutan,Agraria,pengamanan, Sosial ekonomi, Satuan RPH, yang akan menjaumber Daya
Hutan (SISDH) secara cepat dan akurat,"
jelas
Edy,
Lanjut
Edy, Bagi KRPH buku obor
ini harus diisi dan diketahui oleh aspernya di masing-masing wilayah dan akan
dievaluasi oleh Waka Adm,untuk dianalisa apakah kinerja Asper dan KRPH dalam
mengawal RPKH jangka 2020 -2030 berjalan sesuai dengan SOP nya apa tidak. Dan
yang lebih penting KRPH harus hafal petak pangkuannya dan tapal batas
wilayahnya. Serta harus memahami karakter dan sosial budaya masyarakat setempat
untuk memudahkan komonikasi sosial dan pembinaan bagi warga setempat.
"Salah satu KRPH Trembes
Fat’Chun Niam ketika dimintai keterangan
oleh media menjelaskan bahwa buku obor ini masih perlu dan masih relevan dalam
pembangunan hutan di wilayah Perum Perhutani.
Dengan adanya pengisian buku obor kinerja kita bisa terukur sesuai
dengan keadaan dan kondisi dilapangan,"
beber
dia.
Karena
faktor Sosial di dalam kawasan hutan ini sangat rentan, imbuhnya.
"Kita harus paham dengan
karakter dan sosial budaya wilayah kita, untuk memudahkan pemetaan dalam
memproses permasalahan yang timbul ataupun kegiatan baik untuk pengamanan hutan maupun untuk
memberikan bantuan CSR Perusahaan," ujarnya. (Kom PHT/Sigit/Red)
0 komentar:
Post a Comment