REMBANG - Pembangunan waduk Randugunting yang dimulai sejak tahun 2018 yang rencananya akhir Agustus baru selesai. Namun pembangunannya kini sudah hampir ramung dengan prosentase 99%. tinggal merapikan saja. Pembangunan Waduk Randugunting yang merupakan Proyek Strategi Nasional (PSN) didanai APBN Pusat selama tahun 2018-2021.
Pembangunan Waduk yang menempati di area hutan KPH Mantingan BKPH Kalinanas yang ada di kawasan hutan negara luasnya mencapai 192,111 hektar, 1,198 hektar lahan milik BUMN dan 32,402 hektar lahan milik masyarakat.
Administratur KPH Mantingan Marsaid ketika mengunjungi dan melihat dari dekat pembangunan Waduk Randugunting Senin (04/01/2022) menyampaikan rasa bangganya, bahwa nantinya warga desa sekitar Kalinanas dan sekitarnya dapat memanfaatkan Waduk.
"Nantinya warga desa sekitar Kalinanas dan sekitarnya dapat memanfaatkan Waduk
untuk wisata rintisan desa,” ujarnya.
Tetapi yang lebih penting, lanjut Marsaid, adalah bagaimana masyarakat dapat memanfaatkan keindahan Waduk dan menjualnya sebagai aset wisata yang bisa menghidupkan perekonomian desa sekitar waduk. Ini sebuah kesempatan yang untuk menghidupkan roda perekonomian desa.
"Jalannya dari japah sampai dengan waduh sudah di cor dan bagus. Keberadaan waduk Randugunting sangat strategis untuk pembangunan wisata rintisan didesa sekitarnya.” bebernya.
Untuk diketahui bahwa sebelumnya, beberapa waktu yang lalu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Ir. Mochamad Basoeki Hadimoeljono M.Sc,Ph.D juga meninjau finising Pembangunan Waduk dan juga meninjau Pembangunan kota pusaka di Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang mengatakan Insa Allah Waduk Randugunting Rencananya akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.
Keberadaan Waduk Randugunting dari segi kemanfaatan untuk irigasi nantinya paling banyak di tetangga Kabupaten Blora. yaitu Kabupaten Rembang dan juga Kabupaten Pati.
"Sedangkan masyarakat Kabupten Blora dapat memanfaatkan dari segi wisatanya saja. untuk pengairan prosentasinya sangat kecil sekali,” ujar Syarbini Tokoh Masyarakat desa Kalinanas. (Sigit/DNR/Red)
0 komentar:
Post a Comment