MANTINGAN - Untuk Kesuksesan laju tanaman Biomassa Perhutani terus
gencarkan sosialisasi tanaman pengganti bahan bakar ramah lingkungan pada tiap desa
di pinggir kawasan hutan. Hal ini untuk memberikan pengertian kepada masyarakat
bahwa sekarang Perhutani sedang mengembangkan bisnis terbarukan dengan
penanaman tanaman biomassa (gamal) di setiap pangkuan desa dalam kawasan hutan.
Administratur
KPH Mantingan Marsaid melalui Kepala Sub Seksi (KSS) Komonikasi Perusahaan
(Komper)terus road show melakukan sosialisasi pada Masyarakat. Kali ini masyarakat
desa Pomahan yang jadi sasaran
sosialisasi. Kegiatan yang dilakukan dibalai desa Pomahan juga dihadiri
penggarap perempuan . Rabu (22/09/2021)
Turut hadir
dalam sosialisasi Asper Demaan Rusmanto,Kepala Resor Pemangkuan Hutan (RPH)
Jukung Bambang Sofiana,kepala desa Pomahan Sukirno, Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM)Pendamping Perhutani Aliansi Tajam Zulfa Wafda, Ketua Lembaga Masyarakat
Desa Hutan (LMDH) Wono Mukti H. Khusaeni dan jajaran pemerintah desa
Pomahan.
Asper Demaan
Rusmanto mengatakan bahwa sekarang ini Perhutani sedang mengembangkan tanaman
biomassa pengganti bahan bakar ramah lingkungan yang sedang dirilis oleh
Pemerintah.
"Untuk mempercepat
perluasan tanaman biomassa (gamal) kami langsung gencar lakukan sosialisasi di
masayarakat kawasan lingkungan hutan," kata Rusmanto.
Untuk
tanaman Gamal,”lanjut Rusmanto, yang sedang dikembangkan masa panen 3 s.d 5
tahun. Luas Tanaman di BKPH Demaan RPH Jukung sekira 30,98 hektar.Tanaman gamal
ini dibutuhkan semua cabangnya kayunnya. Jadi kepada para pesanggem penggarap
bila tanaman gamal atau klereside sudah tertanam.
"Jangan sampai
tanaman ini dirempel (dipotong). Karena tanaman gamal ini juga bisa digunakan
pakan ternak, jadi tolong dapat dijaga pertumbuhannya hingga masa panen atau
daur,” pinta
Rusmanto.
Kepala
Desa Pomahan Sukirno menghimbau kepada
masyarakat desa Pomahan dan juga LMDH untuk dapat menjaga keamanan tanaman
biomassa yang baru dikenalkan kepada masyarakat sekitar kawasan hutan.
"Untuk tanaman kayu
jati di pangkuan LMDH Wono Mukti ini masih
kecil kecil baru 10 sampai 30 tahun. untuk masa daur kayu jati kan
puluhan tahun bahkan ratusan tahun. untuk itu tanaman jangka pendek sebagai
pengembangan bahan bakar ramah lingkungan tolong dijaga dan diamankan betul," jelasnya dengan tegas.
Untuk
potensi di desa coba kita gali mungkin bisa dikembangkan di desa Pomahan menurut Zulfa.
"Sedangkan untuk
tanaman Agroforestry jagung ,padi akan kita kembangkan juga. Disamping itu masih adatanaman buah-buahan di Kawasan
Perlindungan Setempat (KPS) yang nantinya dapat digarap untuk masyarakat," tandas Zulfa.
(Kom/PHT/Mnt/SGT/Red).
0 komentar:
Post a Comment