MANTINGAN - Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan
(KPH) Mantingan dan Kebonharjo Gelar bareng Trabaz
bersama Bupati Rembang di hutan Kebonharjo Kecamatan Jatirogo Kabupaten Tuban.
Sabtu (02/10/2021).
Ikut mendampingi Bupati
Rembang, Damdim 0720 Rembang Letkol Kav. Donan Wahyu
Sejati, Waka Polres Rembang, Adm
Mantingan Marsaid, ADM Kebonharjo Joko Santoso dan jajaran Perhutani Mantingan
maupun Kebonharjo.
Administratur
KPH Kebonharjo Joko Santoso menyampaikan
bahwa Trabas bareng Muspida bentuk Sinergitas Perhutani Kebonharjo dan
Mantingan dengan Forkopinda.
"Untuk lebih mengenal
karakter kawasan hutan yang ada di KPH Kebonharjo dan Mantingan hari ini kita
keliling hutan dengan kendaraan triil
sambil olah raga dan mematangkan skil dalam menggunakan kendaraan motor
tril dijalan berbatu dan berdebu,”
Terang Joksan.
Bupati
Rembang H. Abdul Hafidz menyampaikan apresiasi kepada Perhutani Mantingan dan
Kebonharjo bahwa selama ini banyak
masyarakat Rembang yang berada dipinggiran kawasan hutan diberikan garapan
didalam kawasan hutan.
"Olah raga
menggunakan kendaraan motor tril ini memacu adrenalin yang tinggi,dibutuhkan
skiil dalam menerobos hutan dengan jalan-jalan yang bebatu serta debu turunan
dan tanjakan seolah menjadi tantangan tersendiri," Ujar Hafidz.
Kepada Masyarakat kawasan
hutan Bupati Rembang berpesan untuk menjaga kelestarian hutan yang berada di
wilayah kabupaten Rembang. mengingat hutan itu merupakan penyimpan tata
air,memproduksi oksigen dan juga memberikan ruang pekerjaan bagi masyarakat di
pinggiran kawasan hutan.
"Tanggung jawab
kelestarian hutan itu bukan hanya Perhutani saja tetapi semua stake holder
mulai dari masyarakat,pemerintah daerah, maupun
pemerintah pusat,"
terangnya dia.
Joyo Suwito
salah satu peserta trabaz dari Mantingan yang mengawal Adminiatratur Marsaid mengatakan ini pertama kali saya
menegendarai tril dan trabas dengan pejabat di lingkungan kabupaten Rembang.
"Medannya cukup lumayan
dan sulit saya hampir nyasar mendekati
wilayah dowan hutan KPH Mantingan.”tuturnya dihadapan media.
Trabas
membutuhkan energi, nyali dan menantang adrenalin serta harus trampil
mengendalikan kuda besi diantara rerimbunan,bebatuan dan juga debu. dan yang
lebih mengerikan bila jalanan itu turun dan nanjak.
"Bila terlambat
memindahkan gigi motor bisa macet dan tak berhenti di tengah jalan," ucapnya. (Kom/PHT/MNT/Sigit/Red).
0 komentar:
Post a Comment