Sunday, March 20, 2022

Semua Petak dalam Kawasan Hutan Negara di KPH Mantingan Harus Menghasilkan Cuan



REMBANG - Yang tertinggal dari kunjungan Kepala Divisi Regional (Kadivre) Jawa Tengah untuk meningkatkan penghasilan Perhutani dimasa pandemi ini semua aset Perhutani harus dimaksimalkan. Untuk dalam Kawasan hutan ia menekankan bahwa semua petak dalam kawasan hutan harus menghasilkan Cuan.

Dari Sidak Kadivre Jateng, Dr. Budi Widodo, beberapa waktu yang lalu mengatakan bahwa semua aset ada beberapa terobosan yang sangat menarik untuk dikaji dan dikembangkan dengan sungguh - sungguh. diantara yang ditekankan kepada karyawan Perhutani   KPH Mantingan.

"Kita harus siap dengan perubahan dari Bisnis Agroforestry Tebu Mandiri (ATM). Petak Unit Bisnis (PUB)," jelas Budi Widodo.

Perlu diketahui, bahwa tahun 2021 nilai Key Performent Index (KPI)  Perhutani KPH Mantingan menduduki ranking 1 di Jawa Tengah. Untuk tahun 2022 tentunya harus memperthankan nilai KPI yang telah di peroleh di tahun 2021.

"Dengan adanya perubahan dari bisnis to bisnis tidak ada lagi nantinya bisnis perorangan, tetapi harus dengan lembaga Bumdes ataupun koperasi," tegas Kadivre Jawa Tengah.

Di KPH Mantingan, lanjut Kadivre bahwa petak-petak tidak prodokutif harus dimanfaatkan untuk penghasilan Petak Unit Bisnis.

"Kita manfaatkan ruang yang ada dalam kawasan hutan dengan menanam tanaman buah-buahan. sehingga nantinya dalam beberapa tahun ke depan untuk kawasan Hutan Alam Sekunder yang ditanami buah buahan dapat di panen," tandas Budi Widodo.

Kepala Seksi Tanaman,  Perhutani KPH Mantingan Supriyanti A dihadapan media menyampaikan bahwa Luas petak produktif di KPH Mantingan untuk Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Kalinanas Resor Pemangku hutan (RPH) Kedung bacin petak 69B1 luas 6,50 hektar tanaman Alpukat 300 plances dan pete 100 plances.


"Untuk BKPH Ngiri RPH RPH Tlogo petak 124A luas 6,00 hektar  dengan tanaman kedondong 300 plances dan pete 100 plences," imbuhnya.

Sedangkan untuk BKPH Demaan RPH Trembes, lanjut Kepala Seksi Tanaman, berada di petak 44C dengan keluasan 26,80 hektar dengan tanaman Matoa 200 plences dan mete 200 plances. jumlah total untuk PUB mencapai 39,30 hektar.

"Jumlah untuk pengadaan bibit sebanyak 1200 plances jumlah biaya untuk pengadaan bibit sebesar Rp. 28.900.000.," jelasnya.

Menurut data perhitungan Bisnis untuk BKPH Kalinanas Tanaman Alpukat dalam 5 sampai dengan 10 tahun kedepan  dapat menghasilkan 70.500 kg dengan tarip Rp 1.200/kg dapat menghasilkan cuan 846.000.000 untuk pete dapat menghasilkan 66.000 kg harga Rp. 1.500 mencapai 99.000.000.

Tanaman PUB BKPH Ngiri sedangkan  kedodong 64.500 kg perkiraan harga Rp. 12.000 jumlah penghasilan 774.000,00, tanaman pete 66.000 kg dgn harga 1.500/kg dapat mencapai 99.000.000

Untuk yang berada BKPH Demaan petak PUB Tanaman Mete 6000 kg  dengan harga Rp. 25.000 akan mendapatkan cuan Rp. 150.000.000. buah matoanya 24.600 kg bila dengan harga 12.000 /kg akan menghasilkan cuan 295.200.000.

"Jadi untuk PUB di KPH Mantingan jumlah total untuk ke tiga BKPH dapat menyumbang sekira Rp 2.263.200,- Inilah terobosan baru dan gagasan dari DR Budi Widodo yang sekarang lagi dikembangkan di KPH Mantingan agar ketergantungan produksi kayunya dapat dikurangi. karena untuk produksi tanaman Kayu Jati dibutuhkan waktu yang cukup lama. untuk memanen perlu puluhan bahkan ratusan tahun," ungkap Supriyanto.

"Perhutani agar tetap eksis kami mencoba dan memanfaatkan lahan diluar kawasan hutan negara dan dalam kawasan hutan  untuk dapat menghasilkan cuan demi tetap keberlangsungan perusahaan Perum Perhutani," pungkasnya sambil mengakhiri wawancara dihadapan media.(Sigit/DNR/Red).

Share:

0 komentar:

Post a Comment

Terbaru

Danramil 01/Blora Lepas Anggota yang Purna Tugas

𝗕𝗟𝗢𝗥𝗔 (SUARABARU.ID) — Danramil 01/Blora Kapten Inf Subeno melepas satu orang anggotanya yang telah purna tugas, dalam acar...

Total Pageviews

Contact Form

Name

Email *

Message *

Labels

Education

SELANJUTNYA »