Tuesday, August 16, 2022

Mantan Atlet Tinju Blora Kini Jadi Mandor Tanam di Perhutani BKPH Kalinanas


REMBANG - Mantan atlet tinju Kabupaten Blora yang kini menjadi mandor tanam di Perhutani. Salah satu mandor tanam di Bagian Kesatuan Hutan (BKPH) Kalinanas  Budiyono ternyata dulunya adalah seorang petinju amatir dan juga petinju profesional dari tahun 1989 -1993. 

Sasana tinju  Mustika Bhayangkari di tahun 98 -93 memang moncer didunia tinju amatir Kabupaten Blora. Budiyono salah satu petinju   yang dilahirkan di dukuh Ngetrep RT.003 RW.006 desa Tutup kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora pada 28 Agustus 1974 itu pernah meraih juara tinju amatir  bhayangkari Cup. 

Ketika ditemui awak media,  Budiyono bercerita memulai tinju diawal karirnya sebagai petinju amatir. Ditinju amatir saat itu memang sudah populer di kalangan remaja. Awalnya ia tertarik dengan dunia tinju karena ia tumbuh dari keluaraga pas pasan. Ia bertekat untuk berprestasi didunia tinju dan dapat membahagiakan keluarga. Sekitar tahun 1989 ia masuk Sasana tinju Mustika Bhayangkari menjalani latihan sebagai atlit tinju.

Dunia tinju amatir ia geluti hingga selama 4 tahun. Berbagai kejuaraan tinju ia ikuti namun belum berhasil mendapatkan juara. Ia berlatih lebih keras lagi agar ketika bertanding bisa maksimal dalam 3 ronde penuh. Latihan kerasnya memang tidak sia sia. Sekitar tahun 1992 ia mengikuti kejuaran tinju bhayangkari cup terbuka untuk Kabupaten Blora. Ia berhasil menggondol juara 1 tinju amatir Kabupaten Blora. 

Saat itu ia ditawari sang pelatih untuk alih ke tinju Profesional yang lebih menjanjikan. Ia berlatih lebih keras untuk dapat memasuki dunia tinju profesional tahun  pertengahan tahun 1992. Lawan uji coba di awal tinju profesional beda dengan amatir. Kalau di amatir ada pelindung kepala. Namun di profesional tidak ada pelindung kepala.

"Makanya petinju harus mampu menghindar dengan cepat untuk melindungi kepala agar tidak terpukul,” ujar Budiyono. 

Sekitar tahun 1993 ia naik ring untuk menjajal petinju dari sasana Sawunggaling. Untuk pertama kalinya naik ring di tinju Profesional Budiyono berusaha tidak deman panggung. Karena kadang atlit ketika pertama tarung ada rasa nerves. Karena kurang percaya diri akhirnya Saya tumbang kena apercut dari petinju sawunggaling di ronde 3  dan dinyatakan kalah KO. Sejak kalah di dunia profesional Budiyono enggan melanjutkan kariernya.

Karena dirasa berat ia mundur dari dunia tinju profesional . tahun 1997 ia malah masuk di Perum Perhutani bekerja sebagai mandor tanam dan Polter karena punya keahlian dalam berkelahi di dunia olah raga. Saat itu ADM Mantingan Ir. F Subagyo. Ia ditugasi sebagai polter dan mandor tanam. Ia berpindah tugas dari petak  ke petak.

"Terakhir saya ditugaskan di Resot Pemangkuan Hutan (RPH) Bedingin petak 35  luas 22,5 hektar tanaman sengon tahun 2020. Mungkin rejeki saya memang harus di Perhutani. Ia tersenyum mengenang masa remaja yang pernah ia alami di dunia tinju," jelas Budiyono. 

Yang kala itu Budiyono berobsesi ingin menjadi petinju hebat. Namun karena kerasnya dunia tinju iapun berhenti. Tetapi sangat ia sesalkan semua foto kenangan yang ada hilang  sejak rumahnya dibongkar untuk diperbaiki.

"Saya tidak berpikir bahwa suatu saat foto-foto itu sangat penting sebagai sejarah jalan hidupnya dan bisa diceritakan kelak kepada anak cucunya,” tandas Budiyono di akhir ceritanya karena hari sudah agak sore. (Sigit/DNR/Red)
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Terbaru

Danramil 01/Blora Lepas Anggota yang Purna Tugas

𝗕𝗟𝗢𝗥𝗔 (SUARABARU.ID) — Danramil 01/Blora Kapten Inf Subeno melepas satu orang anggotanya yang telah purna tugas, dalam acar...

Total Pageviews

Contact Form

Name

Email *

Message *

Labels

Education

SELANJUTNYA »