 |
Marilah Kita Mengenang Jasa2 Pahlawan
Yang Telah Gugur |
bidiklensa.com
- Tahukah Anda bahwa setiap 10 November ditetapkan sebagai hari pahlawan, untuk
memperingati jasa-jasa pahlawan Indonesia? Pada tahun 2018 ini, genap 73 tahun
sudah Indonesia merayakan hari bersejarah yang bertempat di kota Pahlawan,
Surabaya. 10 November 1945 merupakan hari yang bersejarah bagi tanah air
Indonesia, hari tersebut kini dikenal sebagai Hari Pahlawan Indonesia.
Mungkin tidak banyak orang terutama pemuda-pemudi
yang ingat bahkan mengetahui bahwa 10 November merupakan peringatan Hari
Pahlawan Indonesia atau mungkin tidak mengetahui alasan mengapa 10 November
dijadikan Hari Pahlawan Indonesia.
Oleh karena itu, lewat artikel ini kita akan
membahas sejarah dan makna Hari Pahlawan Indonesia sekaligus memperingati Hari
Pahlawan Indonesia yang jatuh pada 10 November 1945.
Sejarah Hari
Pahlawan
Peringatan Hari Pahlawan ditetapkan karena adanya
suatu peristiwa besar yang berlangsung di kota Surabaya, yang hingga saat ini
kota tersebut juga sering disebut sebagai kota Pahlawan.
Peristiwa tersebut ditandai dengan adanya
konfrontasi di kota Surabaya yang melibatkan warga Surabaya dan pasukan dari
NICA (Pemerintahan Sipil Hindia Belanda).
Karena adanya peristiwa tersebut, Sumarsono yang
merupakan mantan dari gerakan PRI (Pemuda Republik Indonesia) yang juga turut
andil dalam peristiwa tersebut mengusulkan kepada Presiden Soekarno pada waktu
itu untuk menjadikan 10 November sebagai hari untuk memperingati Hari Pahlawan.
Peristiwa peperangan berlangsung di kota Pahlawan,
Surabaya tersebut menjadi legitimasi peran prajurit dalam usaha memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia yang sudah dideklarasikan pada 17 Agustus 1945.
Perjuangan rakyat Surabaya dan juga sukarelawan
yang membantu dalam menghadapi agresi militer saat itu menjadikan suatu nilai
kepahlawanan yang dinilai cukup untuk menjadikan 10 November sebagai hari untuk
memperingati Hari Pahlawan.
Peristiwa ini ditandai dengan insiden yang terjadi
di Hotel Yamato Surabaya yang pada saat itu hotel tersebut bernama Hotel
Oranje. Setelah ditetapkannya kemerdekaan Indonesia dari kubu Jepang,
pemerintah Indonesia saat itu mengeluarkan maklumat yang mengatakan bahwa
bendera Sang Saka Merah Putih agar terus dikibarkan ke seluruh wilayah
Indonesia, termasuk Surabaya.
Namun pada 18 September 1945 sekelompok masyarakat
Belanda yang dipimpin oleh Mr. Ploegman mengibarkan bendera Belanda tanpa
persetujuan dari Pemerintah Indonesia Daerah Surabaya, hal ini tentu saja
menyulut amarah warga Surabaya yang menganggap apa yang dilakukan oleh Ploegman
merupakan penghinaan terhadap kemerdekaan Indonesia yang sudah diproklamirkan
pada 17 Agustus 1945.
Mr. Ploegman yang menolak untuk menurunkan bendera
Belanda dari Hotel Yamato membuat geram banyak rakyat Surabaya. Setelah
diadakannya perundingan yang mengakibatkan tewasnya Mr. Ploegman, kemudian
terjadilah baku tembak antara masyarakat Indonesia dengan tentara Inggris yang
berlangsung pada 27 Oktober 1945.
Peperangan yang melibatkan masyarakat Indonesia
dengan tentara Inggris tersebut terus berlangsung hari demi hari sampai ditandatanganinya
gencatan senjata antara kedua belah pihak pada 29 Oktober 1945, keadaan sempat
mereda.
Namun beberapa bentrokan masih terjadi di beberapa
tempat, puncaknya adalah pada saat pimpinan tentara Inggris Brigjen Mallaby
tewas terbunuh. Brigjen Mallaby tewas karena serangan yang dilakukan terhadap
mobil yang dikendarainya, ledakan terhadap mobilnya tersebut mengakibatkan
jenazah Mallaby sulit dikenali.
Puncaknya terjadi pada tanggal 10 November 1945,
ketika Mayjen Robert Mansergh selaku pengganti Brigjen Mallaby mengeluarkan
ultimatum terhadap semua masyarakat Indonesia yang bersenjata termasuk pimpinan
perang dari Indonesia.
Ultimatum tersebut dianggap sebagai hinaan kepada
Republik Indonesia dengan alasan bahwa Indonesia sudah merdeka dan tidak ada hak
bagi pemerintahan Belanda untuk mengambil kembali kemerdekaan Republik
Indonesia.
Kemudian, tentara Inggirs melakukan serangan
besar-besaran dengan melakukan pengeboman ke gedung-gedung. Awalnya tentara
Inggris menduga bahwa serangan yang dilakukan untuk merebut kota Surabaya dapat
dilakukan hanya dengan tiga hari saja, namun Sutomo yang biasa dikenal dengan
Bung Tomo memberikan pengaruh besar terhadap pemuda-pemuda Surabaya sehingga
serangan Inggris tersebut berlangsung sampai dengan tiga minggu sampai pada
akhirnya seluruh kota Surabaya jatuh ke tangan Inggris. Setidaknya 6,000-16,000
pejuang dari pihak Indonesia tewas dan sekitar 200,000 rakyat sipil mengungsi
dari Surabaya.
Pertempuran di Surabaya ini menginspirasi
masyarakat Indonesia lainnya untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik
Indonesia dan mengusir penjajah.
Banyaknya rakyat Indonesia terutama pemuda yang
tewas pada peristiwa ini menjadikan tanggal 10 November sebagai peringatan hari
pahlawan untuk selalu mengenang jasa-jasa para pahlawan.
Makna Hari
Pahlawan
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai
dan menghormati jasa-jasa pahlawannya” merupakan ungkapan populer di Indonesia,
seperti kata Bung Karno juga yang mengatakan “Jangan Sekali-kali Melupakan
Sejarah” atau yang disingkat “Jasmerah” olehnya.
Ungkapan-ungkapan tersebut mengingatkan kepada
masyarakat Indonesia modern untuk selalu mengingat jasa-jasa pahlawan dan
memahami makna Hari Pahlawan, apabila bangsa tidak memiliki pahlawan sama saja
bangsa tersebut tidak memiliki hal yang dapat dibanggakan, sehingga makna Hari
Pahlawan itu sendiri tidak akan ada.
Oleh karena itu, setiap 10 November ditetapkan oleh
pemerintah sebagai peringatan untuk memperingati Hari Pahlawan di Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Pejuang Indonesia yang bertempur hebat untuk
memerdekakan Republik Indonesia menjadikan salah satu alasan mengapa 10
November diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Pada saat itu, para pahlawan Indonesia hanya
bersenjatakan bambu runcing dan senjata-senjata yang dilucuti dari tentara
Jepang, namun para pahlawan Indonesia tersebut mampu menahan gempuran tentara
Inggris yang ada di Surabaya selama 3 minggu.
Senjata yang dimiliki Indonesia sangatlah minim,
akan tetapi, perjuangan yang dilakukan oleh para pahlawan Indonesia sangatlah
besar. Bung Tomo merupakan tokoh terkenal dalam pertempuran Surabaya tersebut,
Bung Tomo lah yang dengan gagah berani mengobarkan semangat para pemuda di
Surabaya untuk ikut andil dalam pertempuran Surabaya.
Cara
Memperingati Hari Pahlawan
Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, banyak hal
yang bisa kita lakukan sebagai warga negara yang baik, seperti:
1. Dengan
melakukan upacara bendera untuk menghormati jasa para pahlawan yang telah
bertempur demi merebut dan mempertahankan kedaulatan Indonesia,
2. Mengunjungi
makam para pahlawan, mengunjungi makam para pahlawan bisa menjadi cara untuk
memperingati Hari Pahlawan,
3. Kemudian
cara yang paling mudah untuk memperingati Hari Pahlawan adalah dengan selalu
menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia, dan selalu berperan aktif dalam
kegiatan pembangunan Indonesia.
Bagaimana dengan Anda? Apa yang Anda lakukan untuk
memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November 2018? Apakah
Anda akan melakukan upacara bendera, atau mengunjungi makam para pahlawan,
semuanya terserah pada Anda yang terpenting adalah kita harus selalu mengenang
dan menghormati para pahlawan yang sudah berjuang demi merebut dan
mempertahankan kedaulatan Indonesia tersebut.
Memang saat ini masyarakat Indonesia tidak lagi
dituntut atau turun andil untuk melawan para penjajah seperti yang dilakukan
oleh para pahlawan Indonesia pada waktu itu. Melalui artikel di atas, dapat
diketahui bahwa banyak pahlawan Indonesia terutama yang terlibat di pertempuran
Surabaya adalah pemuda-pemuda Indonesia.
Oleh karena itu, sekarang ini tugas untuk para
pemuda Indonesia selaku penerus bangsa adalah untuk terus memperingati Hari
Pahlawan serta memberikan suatu arti baru mengenai kepahlawanan untuk
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang tentunya disesuaikan dengan
perkembangan jaman sekarang. (Redaksi)